Senin, 30 April 2012

HARIMU WAHAI SANG BURUNG PUTIH


Ragamu masih terus terbang di angkasa
Walau angin terus mengencang membasuh kulit bumi
Gerakanmu sesekali munukik menacapkan kuku pada ikan kecil
Sebagai hadiah awasnya sang mata biru yang terus terjaga
Walau terselimuti asap putih dari cerobong kapal yang tertambat


Diatas sayapmu menari bidadari kecil
Tanpa sepatu balet yang membungkus kaki mungilnya
Kelembutan bulu putihmu mengusap lembut kakinya
Dalam gerak tari yang lincah
Oleh tatapan rindu sang pecandu seni


Ekormu mengipas udara yang terus memanas
Menggelitik setiap sukma untuk memandang ke arahmu
Walau sesekali kibasanmu terhenti oleh lelah
Mengatur nafas diatas lampu merkuri jalanan


Hanya dalam hitungan detik sayapmu mengibas kembali
Meninggi keangkasa yang tak berbatas
Dalam ketajaman naluri yang mengajak bebas
Menemani ombak yang terus menjenguk pantai


Melasayang Hokkaido June 2005

KECERIAAN DALAM HARI


Belum habis semua salju terserap bumi
Saat bunga musim semi mulai kuncup
Masih dingin angin mengusap tubuh
Saat sang surya mulai mengintip

Hari mulai ramai walau terbalut libur
Laut masih tenang di buai damai
Burung mulai mengalunkan lagu terindah
Embun menetes menyegarkan tanah


Cahaya telah mengoreskan kuasnya
Melukis keindahan bagi jasad mata
Keceriaan telah mulai dalam hari
Menghantar rahmat dari yang Maha Agung

 Mela Sayang Hokkaido

SANG SALJU


Putih sudah seluruh alam
Ketika salju menyelimuti ...
Indah bagai kesucian...
Walau menutupi beribu "kekotoran alam"

Dingin yang menikam kulit
Seakan masuk menembus otot...
Bahkan ketulang...
Dan hampir membekukan peredaran darah

Kadang datang dengan sangat indah
membelai permukaan wajah dengan lembut
Kadang bagai badai yang mengganas
menutupi wajah dengan menusuk pori.

Hanya dengan hitungan bulan
Dan dengan perubahan derajad suhu
Kepadatan yang tertimbun
Mencair dan meresap kebumi....

MelaSayang Hokkaido Januari 2005

HARAPAN MERAIH RIDHA ALLAH


Tertunduk dalam gelisah yang tak menentu
Gundah dalam ramai yang berbatas
Sesal dalam balutan dosa yang terus berulang
Resah di selimuti kesahajaan yang papa


Tertegun sesaat dalam berpikir mencari diri
Merenung dalam kesendirian
Membiarkan pikiran terbang terkendali
Mengatur nafas dalam tasbih yang hening


Kebisuan merambat bagai aliran darah yang bening
Kesenyapan menyapa mengantar pada kefokusan
Tanpa cahaya di sekeliling raga namun memulai dalam hati
Terasa biasnya yang menarik menyatu dalam hening


Wudhu yang mongering namun menyisakan kesegaran hakiki
Memulai gerakan lidah dalam hati yang tergerak
Hanya senyap yang membisikkan diam
Dalam lingkar harap yang mulai meninggi


Kurangkulkan kepala pada pundak bumi
Kusandarkan hati pada kesadaran yang dalam
Kubisikkan Dzikir dalam harapan Ridho
Kugantungkan harap dalam ketidak mampuan diri


Dalam Pengawasan Yang Agung kuharap terlihat
Dalam Rahmat Yang Tulus kuharap terangkul
Dalam Pengampunan Yang Akbar kuharap bersih
Dalam Kasihsayang yang hakiki kuharap teraih


Dalam Doaku untuk mendapatkan Ridhomu ya Allah
Mela Sayang Hokkaido Japan, May 2004